02/09/11

pembagian waqaf dan cara membacanya

assalamu'alaikum wr.wb.
dalam pemeraktekan membaca AL-QUR'AN akhir akhir ini banyak yang keliru,hal ini karna disebabkan kekurang fahaman dalam ilmu qori'ah,yang mana ilmu yang didapatnya bukan dari guru yang memang ahli atau hanya karena hasil membaca buku buku yang sudah diterjemah.
padahal belajar ilmu qiro'ah itu tidak bisa hanya dengan membaca buku atau pun kitab apalagi hanya dengan buku terjemah,akan tetapi harus dari guru yang memang sudah ahli,ilmunya washal kepada sumbernya.
yang kerap kali salah saya cumpai dalam hal waqaf,maka dari itu saya akan membahasnya disini.

waqaf,ialah berhenti dengan bernafas.
waqaf dibagi dalam beberapa bagian,
pertama waqaf dalam bacaan arab yang umum,baik dalam AL-QUR'AN maupun bukan AL-QUR'AN.
ada pun waqaf yang di AL-QUR'AN dibagi menjadi menjadi 2.
1.waqaf dhahir (bila isyarotin)
2. waqaf bil isyaroh
waqaf bil isyaroh dibagi menjadi 2
1.isymam.
isymam ialah membaca huruf yg terakhir dengan mengumpulkan kedua bibir berbentuk agak mencucung sebagai tanda bahwa huruf yang terkhir adalah dlammah. contohnya membaca: نستعين
2.raum.
raum ialah membaca bacaan yang terakhir dengan menyamarkan bacaannya dengan tambahan harokah sehingga kejelasan harkatnya tidak nyata namun hurufnya tetap nyata,contohnya القدر AL-QADRU dibaca AL-QADER bukan dibaca AL-QADIR atau AL-QADUR  atau AL-QADAR bukan pula AL-QAD.
kalau dibaca AL-QAD itu namanya waqaf dhahir (bila isyarotin),sedangkan ulama' qiro'ah tidak ada yang membolehkan membaca dengan nyata pada kalimat yang huruf terakhirnya hidup seperti contoh diatas.
semoga ini bermanfaat,wassalamu'alaikum wr.wb.
catatan kaki:
1.takhbirut taysir.
2.attaysir.
3.sirojul qori'il mubtadi'

5 komentar:

  1. minta izin ngopy juga ustadz.
    terima kasih

    BalasHapus
  2. terima kasih atas pengajarannya hib.
    main main juga ke tempatku ya
    http://lima-dua.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. sekedar tambahan.
    ini saya copy dari salah satu blog santri,semoga ini bermanfaat.
    KESALAHAN KESALAHAN DALAM Musabaqah Tilawatil Quran ( MTQ.) BAGIAN SATU

    Dari beberapa pengajaran dan dalam pengajian MTQ sangat banyak kesalahan kesalahannya yang ada,ini di karenakan orang orang yang di dalamnya,kebanyakan orang orang yang tidak alim,diantaranya pengambilan nafas pada lafadh yang di baca ikhfak.
    Dan yang paling parah lagi,membaca lafadh yang di matikan,sedangkan sebelum lafadh itu ada sukun /bersukun,
    Cara membacanya salah,karna huruf yang terakhir di hilangkan,seharusnya huruf terakhir itu tetap ada,dengan cara di tadl’if bil harakah,hal itu anda bisa lihat di bab waqaf.

    Kami beri contoh,cara membaca mewaqafkan lafadh yang sebelum huruf yang terakhir berharkat,contoh: القدر

    AL QADRU:cara membacanya: AL QADER,bukan AL QAD.

    Di tinjau dalam ilmu nahwu pun salah,karna maknanya berubah,kalau maknanya berubah bisa tidak mufid,bahkan merusak maksudnya.

    Dilihat dalam ilmu tawhid hukumnya bisa murtad,karna merubah makna,apalagi kalau di kalimat ولله الحمد: WA LILLAHILHAMDU,di baca “WA LILLAHILHAM”maka artinya: dan bagi ALLAH itu mertua,HAMMUN artinya :mertua,kalau di matikan maka dibaca HAM.

    Di situ tidak ada bedanya antara: “HAMDUN atau ALHAMDU” dengan “HAMMUN atau ALHAMMU”sama sama di baca “HAM”

    Ini adalah kesalan yang amat nyata.

    Disini jelas salah,karna menyifatkan ALLAH dengan sifat yang muhal bagiNYA,

    Seharusnya itu dibaca “WA LILLAHILHAMED” ditadl’if bil harakah.

    Apalagi kalau membacanya di dalam shalat,bacaan dalam shalat,salah makharijul huruf atau shifatul hurufnya saja,sudah membatalkan shalat,ta’bir yang jelas tentang ini saya pernah membacanya dalam kitab: khazinatul asrar.

    Banyak orang MTQ yang sudah saya tegur,namun sayangnya mereka tidak mau belajar,makanya saya membuat tulisan seperti ini,kebanyakan dari mereka itu sok,karna sudah terlanjur dikenal di kalangan masyarakat awam umumnya,di dukung oleh suara mereka yang memang rata rata bagus,

    Namun di lagu lagu yang mereka ajarkan juga banyak yang salah,kadang ada yang mengajar dengan menggunakan lagu yang liriknya begini:”perasaan insan sama”

    Maaf saya tidak bisa memberi tahu judulnya karena saya tidak tahu judul judul lagu.

    Kebanyakan orang MTQ itu “MUQALLID”

    Dalilnya,hanya mengikuti gurunya,padahal gurunya sendiri juga begitu adanya,dan hasil mengajinya tidak langsung berhadapan dengan gurunya,padahal seharusnya mengaji alqur’an itu haruslah berhadap hadapan dengan gurunya,sebagian guru saya bilang,malahan harus berhadapan seperti berhadapannya nabi saw di waktu mengaji bersama malaikat jibril,yaitu: lututnya sampai bersentuhan,agar dia jelas mendengar suara yang keluar dari mulut sang guru.

    Tidak sedikit juga mereka membaca TA’ TA’NIS dengan desisan yang nyaring,padahal itu tidak boleh,TA’ itu masuk dalam shifatul huruf hams/hamsun,tapi juga masuk pada shifatul huruf syiddah.

    Tidak semua yang masuk hams itu harus dibaca dengan desisan yang nyaring,karna di situ juga ada tingkatannya,

    Contohnya,bagaimana anda membaca HA’ yang sukun?apakah anda harus mendesiskannya dengan nyaring? Jelas tidak boleh,seperti anda mengucap lafadh ALLAH,anda tidak boleh dengan desisan yang nyaring,padahal HA’ itu masuk pada shifatul huruf hams,

    Maka dari itu mengajilah pada guru yang memang alim,yang ilmunya sudah bisa dipertanggung jawabkan,dan janganlah gengsi merubah kesalahan,karna kesalahan kita nanti akan memberatkan kita dihadapan ALLAH WT.

    Untuk anda yang ingin mengaji,atau berkomentar pada tulisan saya ini,sebelumnya fahami kalimat kalimat dibawah ini: AL A’RAF AYAT 199

    خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

    QAUL ULAMA’

    من اخذ العلوم من شيوخه وبالمشافهة كل علمه

    صح وان اخذ ها من كتب فعلمه كعدم يا صاحبي.

    QAUL YANG LAIN:

    من اخذ العلوم بلا شيخ فشيخه شيطان.

    Saya rasa ini saja sudah cukup.terima kasih,semoga ini bisa membuka fikiran dan hati kita semua,terutama mereka yang menyumbat telinga mereka dengan kesombongan mereka.

    BalasHapus